Diketahui bahwa teknologi tenaga surya saat ini digunakan untuk berbagai macam aplikasi, mulai dari memberi daya pada rumah tinggal hingga panel surya di Stasiun Luar Angkasa Internasional. Namun, panel surya memiliki satu keterbatasan utama: panel surya tidak dapat menghasilkan listrik dalam kegelapan.
Namun, penemuan "panel anti-surya" para ilmuwan baru-baru ini membawa kemungkinan lain. Menurut laporan, teknologi "surya" baru ini secara efektif merupakan kebalikan dari panel surya tradisional, yang bekerja dengan menangkap sinar matahari dan mengubahnya menjadi energi yang dapat digunakan untuk berbagai tujuan, dan teknologi "surya" baru menangkap energi yang mengalir. dari Bumi ke luar angkasa. Teknologi "surya" baru menangkap energi yang berpindah dari Bumi ke luar angkasa.
“Ketika satu sisi bumi berada dalam kegelapan, hampir selalu menjadi dingin. Panas hanyalah bentuk lain dari energi yang terpancar dari permukaan bumi dan dalam banyak kasus hilang. Panel baru ini mencoba untuk secara aktif menangkap dan memanfaatkan panas. itu untuk menghasilkan energi yang dapat digunakan." Para peneliti proyek tersebut menjelaskan, “Untuk menghasilkan listrik setelah matahari terbenam, kami mempertimbangkan konsep fotovoltaik alternatif yang menggunakan bumi sebagai sumber panas dan langit malam sebagai penyerap panas, sehingga menghasilkan 'sel fotovoltaik nokturnal' yang menggunakan radiasi termal fotovoltaik. teknologi dan pendinginan radiasi.
Dari ObrolanGPT:
Konsep "panel anti-surya" sangat menarik dan dapat menawarkan tandingan yang menarik terhadap teknologi surya tradisional. Pada dasarnya, panel anti-surya akan menghasilkan listrik pada malam hari dengan memanfaatkan perbedaan suhu antara bumi dan luar angkasa.
Begini cara kerjanya: Pada siang hari, panel surya menyerap sinar matahari dan mengubahnya menjadi listrik. Pada malam hari, panel-panel yang sama memancarkan panas ke luar angkasa, menciptakan perbedaan suhu antara panel dan dinginnya luar angkasa. Perbedaan suhu ini berpotensi dimanfaatkan dengan menggunakan bahan termoelektrik untuk menghasilkan listrik.
Meskipun ide ini secara teoritis masuk akal, ada beberapa tantangan yang perlu diatasi agar panel anti-surya menjadi praktis. Salah satu kendala utama adalah mencapai tingkat efisiensi yang sebanding dengan panel surya tradisional. Selain itu, faktor-faktor seperti kondisi atmosfer dan tutupan awan dapat mempengaruhi kinerjanya.
Namun, penelitian di bidang ini masih berlangsung, dan kemajuan dalam ilmu material dan teknologi energi dapat menghasilkan terobosan yang menjadikan panel anti-surya sebagai pilihan yang tepat di masa depan. Ini adalah konsep menarik yang menyoroti potensi inovatif penelitian energi terbarukan.